Kesenian-kesenian dapat digolongkan ke dalam beberapa rumpun, yaitu:
* Angklung (30 jenis),
* Beladiri (10 jenis),
* Celempungan (6 jenis),
* Debus (15 jenis),
* Gamelan (16 jenis),
* Helaran (24 jenis),
* Ibing (17 jenis),
* Kacapian (20 jenis)
* Macakal (18 jenis),
* Mawalan (7 jenis),
* Ngotrek (10 jenis),
* Pantun (6 jenis)
* Sandiwara (27 jenis),
* Terbangan (18 jenis),
* Topeng (8 jenis),
* Sekar (15 jenis),
* Wayang Orang (5 jenis),
* Wayang Golek (9 jenis),
* Wayang Kulit (7 jenis).
Dari sekian banyak jenis kesenian itu, hanya beberapa jenis saja yang diketahui oleh masyarakat.
Midah-midahan dewasa ini kesenian ini lebih banyak lagi yang tergali. Semoga.
PayPal.Me/Techerbandung.
Kamis, 23 Juni 2011
Arti dari istilah Sunda
a. Arti “Sunda” dalam Bahasa Sansakerta
Menurut Bahasa Sansekerta yang merupakan induk bahasa-bahasa Austronesia, terdapat 6 (enam) arti kata Sunda, yaitu sebagai berikut:
· Sunda dari akar kata “Sund” artinya bercahaya, terang benderang;
· Sunda adalah nama lain dari Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam;
· Sunda adalah nama Daitya, yaitu satria bertenaga besar dalam cerita Ni Sunda dan Upa Sunda;
· Sunda adalah satria wanara yang terampil dalam kisah Ramayana;
· Sunda dari kata cuddha artinya yang bermakna putih bersih;
· Sunda adalah nama gunung dahulu di sebelah utara kota Bandung sekarang (Prof.Berg, juga R.P Koesoemadinata, 1959).
Menurut Bahasa Sansekerta yang merupakan induk bahasa-bahasa Austronesia, terdapat 6 (enam) arti kata Sunda, yaitu sebagai berikut:
· Sunda dari akar kata “Sund” artinya bercahaya, terang benderang;
· Sunda adalah nama lain dari Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam;
· Sunda adalah nama Daitya, yaitu satria bertenaga besar dalam cerita Ni Sunda dan Upa Sunda;
· Sunda adalah satria wanara yang terampil dalam kisah Ramayana;
· Sunda dari kata cuddha artinya yang bermakna putih bersih;
· Sunda adalah nama gunung dahulu di sebelah utara kota Bandung sekarang (Prof.Berg, juga R.P Koesoemadinata, 1959).
b. Arti “Sunda” dalam Bahasa Kawi
Dalam Bahasa Kawi terdapat 4 (empat) makna kata “Sunda”, yaitu:
· Sunda berarti “air”, daerah yang banyak air;
· Sunda berarti “tumpukan” bermakna subur;
· Sunda berarti “pangkat” bermakna berkualitas;
· Sunda berarti ”waspada” bermakna hati-hati.
Dalam Bahasa Kawi terdapat 4 (empat) makna kata “Sunda”, yaitu:
· Sunda berarti “air”, daerah yang banyak air;
· Sunda berarti “tumpukan” bermakna subur;
· Sunda berarti “pangkat” bermakna berkualitas;
· Sunda berarti ”waspada” bermakna hati-hati.
c. Dalam Bahasa Jawa:
Dalam Bahasa Jawa arti kata “Sunda” adalah sebagai berikut:
· Sunda berarti “tersusun “ maknanya tertib;
· Sunda berarti “bersatu” ( dua menjadi satu) maknanya hidup rukun;
· Sunda berarti “angka dua” (cangdrasangkala), bermakna seimbang;
· Sunda, dari kata “unda” atau “naik”, bermakna kualitas hidupnya selalu naik;
· Sunda berasal dari kata “unda” yang berarti terbang, melambung, maknanya disini adalah semakin berkualitas.
Dalam Bahasa Jawa arti kata “Sunda” adalah sebagai berikut:
· Sunda berarti “tersusun “ maknanya tertib;
· Sunda berarti “bersatu” ( dua menjadi satu) maknanya hidup rukun;
· Sunda berarti “angka dua” (cangdrasangkala), bermakna seimbang;
· Sunda, dari kata “unda” atau “naik”, bermakna kualitas hidupnya selalu naik;
· Sunda berasal dari kata “unda” yang berarti terbang, melambung, maknanya disini adalah semakin berkualitas.
d. Arti kata “Sunda” dalam Bahasa Sunda
Orang Sunda juga memiliki beberapa arti tentang kata “Sunda” itu sendiri, yaitu:
· Sunda, dari kata “saunda”, berarti lumbung, bermakna subur makmur;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti bagus;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti unggul;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti senang;
· Sunda, dari kata “sonda” berarti bahagia;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti sesuai dengan keinginan hati;
· Sunda, dari kata “sundara”, berarti lelaki yang tampan;
· Sunda, dari kata “sundari”, berarti wanita yang cantik;
· Sunda, dari kata “sundara” nama Dewa Kamajaya: penuh rasa cinta kasih;
· Sunda berarti indah.
Orang Sunda juga memiliki beberapa arti tentang kata “Sunda” itu sendiri, yaitu:
· Sunda, dari kata “saunda”, berarti lumbung, bermakna subur makmur;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti bagus;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti unggul;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti senang;
· Sunda, dari kata “sonda” berarti bahagia;
· Sunda, dari kata “sonda”, berarti sesuai dengan keinginan hati;
· Sunda, dari kata “sundara”, berarti lelaki yang tampan;
· Sunda, dari kata “sundari”, berarti wanita yang cantik;
· Sunda, dari kata “sundara” nama Dewa Kamajaya: penuh rasa cinta kasih;
· Sunda berarti indah.
Indonesia Raya - Lagu Kebangsaan Republik Indonesia
Ciptaan : W.R. Supratman / Wage Rudolf Supratman
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri 'njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
= Lirik tambahan / bonus lagu Indonesia Raya yang jarang digunakan di acara resmi dan upacara bendera =
---
Note :
This song is Indonesian National Anthem
Indonesian old patriotic song
Free public song & non commercial copyrighted song lyric
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri 'njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
= Lirik tambahan / bonus lagu Indonesia Raya yang jarang digunakan di acara resmi dan upacara bendera =
---
Note :
This song is Indonesian National Anthem
Indonesian old patriotic song
Free public song & non commercial copyrighted song lyric
Paribasa Sunda
1. Ubar puruluk Omongan pikeun nengtremkeun pikir sakadarna, ulah ngarasula.
2. Ukur pulang modal Henteu untung henteu rugi, balik jinis.
3. Ulah andelan ulah pidelan Ulah percayaan teuing, tapi ulah teu percayaan teuing.
4. Ulah cara ka kembang malati, kudu cara ka picung Ulah babari bosen, kudu mayeng kanyaah, kudu mimitina asih beuki lila beuki asih.
5. Ulah ieu aing uyah kidul Ulah asa aing pangpunjulna.
6. Ulah incah balilahan Entong pindah tempat.
7. Ulah nyeungseurikeun upih ragrag Ulah ngageuhgeuykeun (kolot) nu ku urang sorangan bakal kasorang (kaalaman).
8. Ulah sambat kaniaya Ulah majar maneh dikaniaya, da bongan boga dosa.
9. Ulah tiis-tiis jahe Ulah senang-senang atawa cicing-cicing bae samemeh sasadiaan pikeun ngalaksanakeun perkara nu disanghareupan.
10. Umur gagaduhan, banda sasampiran Boh umur boh harta banda teu ngaboga-boga, sabab dina hakekatna mah sadayana oge kagungan Allah.
11. Uncal kaauban surak Ngadenge beja tacan sidik tuluy diandel enya bae.
12. Uncal tara ridueun ku tanduk Elmu moal matak ridu mamawa.
13. Undur kadeuleu punduk, datang kadeuleu tarang Henteu ngaleos kitu bae, bebeja heula, basa rek indit saperti basa datang.
14. Unggah adat Jelema anu robah pangadatan (pamake) atawa kalakuan, ku sabab ngarasa yen darajat dirina geus ningkat.
15. Unggah balewatangan Katarik kana perkara kudu datang ka pangadilan, boh ukur jadi saksi boh jadi nu didakwa.
16. Urang curug ngebul Jalma dusun ti nu jauh pisan ti kota.
17. Urang kampung bau lisung, cacah rucah atah warah Jelema dusun.
18. Uteuk tongo dina tarang batur katenjo (kanyahoan), ari gajah depa dina punduk teu karasa Kagorengan batur sanajan saeutik kanyahoan, ari cacad awak sorangan masing gede oge teu karasa.
19. Uteuk tongo walang taga Barang-barang atawa sasatoan anu panglaleutikna.
20. Uyah tara tees ka luhur Sipat anak sok ngala ka indung-bapana.
21. Waspada permana tingal Terus tingal, ilikan weruh sadurung winarvh.
22. Wawuh munding Wawuh meueusan pedah sok panggih di jalan atawa dina pasamoan.
23. Weruh sadurung winarah Nyaho memeh dibejaan.
24. Wiwirang di kolong catang, nya gede nya panjang Wiwirang gede nu teu bisa dibunian.
25. Watang sinambungan Nu pasea atawa nu boga perkara batur, tapi ari cekcokna jeung urang.
26. Yuni kembang Jelema arm pasipatanana kawas kembang, pikaresepeun atawa pikalucueun.
27. Yuni tai Jelema arm pasipatanana teu pikaresepeun atawa teu pikalucueun
Ngaran anak Sasatoan
Anak anjing : kirik/kicik
Anak bagong : begu
Anak bandeng : nanar
Anak banteng : bangkanang
Anak bangbung : kuuk
Anak bangkong : buruy
Anak belut : kuntit
Anak bogo : cingok
Anak boncel : bayong
Anak buhaya : bocokok
Anak deleg : boncel
Anak embe : ceme
Anak gajah : menel
Anak hayam : ciak/pitik
Anak japati : piyik
Anak kancra : badal
Anak keuyeup : bonceret
Anak kuda : belo
Anak kukupu : hileud
Anak kutu : kuar
Anak lancah : aom
Anak lauk : kebul/burayak
Anak lele : nanahaon
Anak lubang : leungli
Anak maung : juag/aum
Anak monyet : begog
Anak munding : eneng
Anak reungit : utek-utek
Anak sapi : pedet
Anak ucing : bilatung
Anak bagong : begu
Anak bandeng : nanar
Anak banteng : bangkanang
Anak bangbung : kuuk
Anak bangkong : buruy
Anak belut : kuntit
Anak bogo : cingok
Anak boncel : bayong
Anak buhaya : bocokok
Anak deleg : boncel
Anak embe : ceme
Anak gajah : menel
Anak hayam : ciak/pitik
Anak japati : piyik
Anak kancra : badal
Anak keuyeup : bonceret
Anak kuda : belo
Anak kukupu : hileud
Anak kutu : kuar
Anak lancah : aom
Anak lauk : kebul/burayak
Anak lele : nanahaon
Anak lubang : leungli
Anak maung : juag/aum
Anak monyet : begog
Anak munding : eneng
Anak reungit : utek-utek
Anak sapi : pedet
Anak ucing : bilatung
Langganan:
Postingan (Atom)