SELAMAT DATANG DI WEBBLOG SERBA-SERBI INDONESIA TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG
PayPal.Me/Techerbandung.

Selasa, 13 Maret 2012

Kepala SDN Ciwaruga 1, 2 Kali Dapat Teguran Keras

INILAH.COM, Bandung - Terhadap Kepala SDN Ciwaruga 1 Rosyidin Fakhrudin, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdispora) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memberikan peringatan keras.

"Karena adanya kasus guru mogok itu, kita langsung memanggil kepala sekolah. Selain itu, kita memberikan sanksi tegas berupa teguran. Teguran itu sudah dua kali diberikan," kata Kepala Disdikpora KBB Agustin Piryanti kepada INILAH.COM saat dihubungi melalui ponselnya, Selasa (6/3/2012).

Menurutnya, sanksi yang diberikan itu sesuai dengan norma dan mekanisme kepegawaian yang berlaku. Tak heran, kasus itu diajukan ke Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP). Tak hanya itu, masalah itu pun di-BAP-kan (berita acara pemeriksaan) ke pihak Inspektorat.

"Kalau nantinya terbukti kepala sekolah itu indisipliner, untuk eksekusinya kita akan mengaplikasikan tahapan dan ketentuan dalam norma kepegawaian. Keputusan final itu tergantung dari BKPP," jelasnya.

Terkait guru SDN Ciwaruga 1 yang mogok kerja, Agustin menyatakan hal itu sebaiknya tidak terjadi. Sebab, selain mengajar itu kewajiban seorang guru, akibatnya siswa terbengkalai.[ang]

Gaji Telat, Guru SDN 1 Ciwaruga Telantarkan Murid


Gaji Telat, Guru SDN 1 Ciwaruga Telantarkan Murid
Akibatkan guru-guru mogok, kegiatan belajar siswa SDN 1 Ciwaruga terbengkalai. Mereka tidak bisa masuk kelas, karena digembok dan kuncinya dibawa guru. - inilah.com/Doni Ramdhani
Oleh: Doni Ramdani
Jabar - Senin, 5 Maret 2012 | 09:53 WIB

INILAH, Bandung - Akibatkan guru-guru mogok, kegiatan belajar siswa SDN 1 Ciwaruga terbengkalai. Mereka tidak bisa masuk kelas, karena digembok dan kuncinya dibawa guru.
Menurut Wakil Ketua Komite Sekolah Aji Bahroji, staf pengajar yang berjumlah 18 orang itu mogok mengajar karena gaji telat diterima. "Bukan kali ini saja, gaji telat ini seperti yang sudah rutin terjadi tiap bulan," katanya kepada INILAH saat ditemui di lokasi, Senin (5/3/2012).
Dia mengatakan, untuk menuntut haknya itu, para guru berunjuk rasa ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Aji menduga, hal itu dikarenakan pengelolaan keuangan yang tidak transparan oleh pimpinan sekolah. "Semua pengelolaan uang ditutup-tutupi. Antara Kepsek. UPTD, dan Disdik sepertinya ada kongkalikong. Kalau hal itu terus terjadi, ini merupakan sinyalemen buruk untuk KBB," jelasnya.
Dari pantauan INILAH, sebanyak 349 siswa SD yang terletak di Jalan Waruga Jaya No 9 Desa Ciwaruga Kecamatan Parongpong KBB itu hanya bermain di lapangan upacara.[ito]

DAFTAR SEMUA POSTINGAN

free counters