1.
Fhilosopy of
Science tumbuh dari confirmatory theories ( positivism), ke confirmatory
theories da theories of explanation ( postpositivisme), dan lebih lanjut ke
theories of explanation (postmodenisme).
1.1
Jelaskan
Konsep filsafat ilmu dan manfaatnya bagi mahasiswa program pascasarjana
filsafat ilmu tersebut diatas.
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
*
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts,
first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the
grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical
methodology and metaphysics”.
(Sebagai
suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur
yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan,
pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan,
pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal,
metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita
memperoleh gambaran bahwa filsafat
ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun
aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat
ilmu, seperti :
a.
Obyek apa yang
ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? (Landasan ontologis)
b.
Bagaimana proses
yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana
prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang
benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
c. Untuk
apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982).
Konsep dasar mengenai filsafat ilmu
adalah :
1.
Empirisme;
Yang berarti pengalaman (empeiria), dimana pengetahuan manusia diperoleh dari pengalaman
inderawi.
2.
Rasionalisme; Tanpa menolak besarnya manfaat pengalaman indera dalam
kehidupan manusia, namun persepsi inderawi hanya digunakan untuk merangsang
kerja akal. Jadi akal berada diatas pengalaman inderawi dan menekankan pada
metode deduktif.
3.
Positivisme;Merupakan sistesis dari empirisme dan rasionalisme. Dengan
mengambil titik tolak dari empirisme, namun harus dipertajam dengan eksperimen,
yang mampu secara objektif menentukan validitas dan reliabilitas pengetahuan.
4. Intuisionisme.
Intuisi tidak sama dengan perasaan, namun merupakan hasil evolusi pemahaman
yang tinggi yang hanya dimiliki manusia. Kemampuan ini yang dapat memahami
kebenaran yang utuh, yang tetap dan unik.
Manfaat mempelajari
filsafat ilmu, antara lain:
a. Filsafat
ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalammengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih
baik
b. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri
kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya),
kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.
c.
Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan
kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah
melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
d.
Filsafat ilmu memberikan pandangan yang
luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal
hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).
e.
Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir
secara radikal, holistik dan sistematis,
hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum,
percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis
menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan
cita-cita mencari kebenaran.
f.
Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar,
baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu
pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya.
g.
Filsafat ilmu bermanfaat sebagai
pembebas. Filsafat bukan hanya sekedarmendobrak pintu penjara tradisi dan
kebiasaan yang penuh dengan berbagaimitos dan mite, melainkan juga merenggut
manusia keluar dari penjara itu.Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu
cara berpikir yang mistis dan dogma.
h.
Filsafat ilmu membantu agar seseorang
mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah.
i.
Filsafat ilmu memberikan landasan
historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.
j.
Filsafat ilmu memberikan nilai dan
orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
k.
Filsafat ilmu memberikan petunjuk
dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat
menyerasikan antara logika,
rasio,pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan
kebutuhannya
1.2. Salah
satu karakteristik berpikir filsasat adalah komprehensif jelaskan hal itu beri
ilustrasi secukupnya dalam bidang keilmuan
Filsafat senantiasa bersifat menyeluruh atau komprehensif
, dalam arti tidak ada satupun yang ada diluar jangkauannya. Jika tidak
demikian filsafat akan ditolak dan dikatakan berat sebelah dan tidak memadai suatu sistem baru dikatakan memadai
jika memuat penjelasan tentang semua gejala. Memang salah satu cara untuk
mengecam suatu sistem filsafat ialah dengan menunjukan bahwa sistem tersebut
merupakan sesuatu yang tidak memperoleh tempat didalamnya jika demikian, maka
sistem tersebut perlu diperluas atau ditolak.
Contoh yang baik mengenai
sistem kefilsafatan yang berusaha menjadi memadai dan menyeluruh ialah sistem
yang dibuat oleh descartes, filsuf perancis pada abad xxvii, Descrates merasa
jika ia dapat menemukan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan dan kemudian
dapat membuat deduksi kebenaran yang logis, maka ia dapat menerangkan dunia.
Tetapi descrates sendiri menganggap perlu untuk menyakan apakah kebenaran itu ?
agar dapat mengenal suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan bila ia
mendapatinnya.
1.3. Apa implikasi ontology, epistemology dan
aksiologi bagi magister Pendidikan IPS
a. Ontology
Ontology
adalah pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya. Ontologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin,
dengan menggunakan kategori kategori seperti : ada atau menjadi, aktualitas
atau potensialitas, nyata atau penampakan, esensi atau eksistensi,
kesempuarnaan, ruang dan waktu, perubahan dan sebagainya. Ontology adalah
bagaimana kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini ornag diharapkan
pada adanya dua macam kenyataan, yaitu kenyataan yang bersifat materi/kebenaran
dan kenyataan yang berupa rohani.
Ontology
bagi magister pendidikan IPS, adalah bahwa ontology ini merupakan segala
sesuatu yang bertalian dengan terbentuknya ilmu.secara rasional harus
berdasarkan pada kaidah berpikir yang benar dalam masyarakat., bersifat
universal karena memuat kebenaran sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.
b.
Epistemologi
Epistemology
dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan.dan merupakan gabungan
dua kalimat episteme,pengetahuan dan logos,theory.Epistemologis adalah cabang
dari ilmu filsafat Dengan pengertian ini epistemology tentu saja menentukan
karakter pengetahuan,bahkan menentukan kebenaran macam apa yang patut diterima
dan yang patut ditolak Bila kumpulan pengetahuan yang
benar/episteme/diklasifikasi,disusun secara sistematis dengan metode yang benar
dapat menjadi epistemology.aspek epistemology adalh kebenaran fakta/kenyataan
dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat
diverivikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya.
Dengan demikian definisi
epistemology adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas
tentang batasan,dasar dan pondasi,alat,tolak ukur,keabsahan,validitas dan
kebenaran ilmu,makrifat,dan pengetahuan manusia. Asumsi dasar epistemologis
–metodologis yaitu bahwa untuk menangkap hakikat segal a sesuatu itu
jalannya(Struktur filsafat ilmu Al-Ghazali)
Epistemologi menjelaskan pertanyaan bagaimana
Epistemologi adalah
cabang filsafat yang menyelidiki asal muasal, metode-metode dan sahnya ilmu
pengetahuan. Menurut Harold Titus et.l., (1984:187-188) terdapat tiga persoalan
pokok dalam bidang epistemologi antara lain: (1) apakah sumber pengetahuan itu?
Dari manakah datangnya pengetahuan yang benar itu? Dan bagaimana cara
mengetahuinya?; (2) Apakah sifat dasar pengetahuan itu? Apa ada dunia yang
benar-benar di luar pikiran kita? Dan kalau ada, apakah kita bisa
mengetahuinya?; (3) apakah pengetahuan itu benar (valid)? Bagaimana kita dapat
membedakan yang benar dan yang salah?. Secara umum pertanyaan epistemologi
menyangkut dua macam, yakni epistemologi kefilsafatan yang erat hubungannya
dengan psikologi dan pertanyaan semantik yang menyangkut hubungan antara
pengetahuan dengan objek pengetahuan tersebut. Epistemologi meliputi tata cara
dan sarana untuk mencapai pengetahuan. Perbedaan mengenai pilihan ontologik
akan mengakibatkan perbedaan sarana yang akan digunakan yaitu: akal,
pengalaman, budi, intuisi atau sarana yang lain. Ditunjukkan bagaimana
kelebihan dan kelemahan suatu cara pendekatan dan batas validitas dari suatu
yang diperoleh melalui suatu cara pendekatan ilmiah.
c.
Aksiologi
Aksios=nilai,
Logi= ilmu, Aksiologi = ilmu yang mengkaji tentang nilai- nilai . Aksiologi
(teori tentang nilai) sebagai filsafat yang membahas apa kegunaan ilmu
pengetahuan manusia Aksiologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-nilai,
parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran kita yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materil dan kawasan simbolik
yang masing-masing menunjukkan aspeknya sendiri-sendiri. Lebih dari itu,
aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di
dalam menerapkan ilmu di dalam menerapkan ilmu ke dalam praksis. Pertanyaan
mengenai aksiologi menurut Kattsoff (1987:331) dapat dijawab melalui tiga cara.
Pertama, nilai sepenuhnya berhakikat subjektif. Ditinjau dari sudut pandang
ini, nilai-nilai itu merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia
sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung kepada pengalaman mereka. Kedua,
nilai-nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi ontologisme namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan
diketahui melalui akal. Pendirian ini dinamakan objektivisme logis. Ketiga,
nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan, yang
demikian ini disebut objektivisme metafisik.
Dalam pendekatan aksiologis ini, Jujun (1986:60) menyebutkan, bahwa pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini maka ilmu menurutnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta kelestarian atau keseimbangan
Dalam pendekatan aksiologis ini, Jujun (1986:60) menyebutkan, bahwa pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini maka ilmu menurutnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta kelestarian atau keseimbangan
Aksiologi menjawab:
(1)
untuk
apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan
(2)
Bagaimana
kaitan antara penggunaan tersebut dengan kaidah moral
(3)
Bagaimana
penentuan object yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral
Bagaimana kaitan antara teknok procedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma norma moral
Bagi magister Pendidikan IPS dalam
menyusun Tesis harus melihat sumber
pengetahuan dan ilmu dari teori-teori yang berhubungan dengan variable yang
akan diteliti, aspek kegunaan Tesis itu sendiri baik pembuat maupun bagi orang
lain, sehingga pembuat Tesis itu mendapat ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH