1.
Berkaitan dengan pernyataan bahwa
belajar merupakan proses psikologis yang dijalani seseorang dalam kontek social
tertentu penulis setuju dengan alasan :
a. Proses
belajar-mengajar dipengaruhi nilai-nilai inti, keyakinan, sikap, gaya kognitif,
dan pola komunikasi dan bahasa dominan dalam suatu kebudayaan. Pendidikan
adalah upaya membekali anak dengan ilmu dan iman agar ia mampu menghadapi dan
menjalani kehidupannya dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahannya
secara mandiri. Bekal itu diperlukan karena orang tua tidak mungkin mendampingi
anak terus menerus, melindungi dan membantunya dari berbagai keadaan dan
kesulitan yang dihadapinya. Anak tidak akan selamanya menjadi anak. Dia akan
berkembang menjadi manusia dewasa. Kalau perkembangan fisiknya secara umum
berjalan sesuai dengan pertambahan umurnya, maka kemampuan kecerdasan dan
perkembangan emosi serta proses adaptasi atau penyesuaian diri dan ketakwaannya
sangat memerlukan asuhan dan pendidikan untuk bisa berkembang optimal. Melalui
bekal pendidikan dan proses perkembangan yang dialaminya selama mendapatkan
asuhan dari lingkungannya, diharapkan anak akan mampu menyongsong dan menjalani
masa depannya dengan baik.
b. Tujuan dan cara mendidik anak tidak
hanya dipengaruhi oleh kondisi-kondisi masyarakat dan budaya, tetapi juga dalam
cara-cara yang dipandang sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat dan budaya.
2. Terhadap pernyataan “ komunikasi yang berlangsung antara anak dan orang
tua di rumah akan berpengaruh terhadap kualitas interaksi antara murid dan guru
disekolah” penulis setuju dengan alasan :
Komunikasi
orang tua dengan anaknya sangat penting bagiperkembangan kepribadian seorang
anak. Jika komunikasi orang tuamemberikan pengaruh yang baik kepada anak, maka
hal itu dapatmenyebabkan anak berkembang dengan baik pula. Suasana komunikasi
orangtua di rumah mempunyai peranan penting dalam menentukan kehidupan anak di
sekolah. Cara orang tua mendidik anaknya akan memberi pengaruh terhadapkegiatan
belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan kemajuanpendidikan anaknya
dapat menyebabkan anaknya kurang berhasil dalambelajarnya. Perhatian yang
diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anaksesuai perkembangan mentalnya.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikanyang primer, sebab pada lingkungan
keluarga inilah anak pertama-tamamemperoleh pengalaman hidupnya. Pengalaman
akan menjadi dasar bagiperkembangan hidup selanjutnya (Jaudah, 1995: 21).
Komunikasi orang tua dengan anaknya sangat penting bagiperkembangan
kepribadian seorang anak. Jika komunikasi orang tuamemberikan pengaruh yang
baik kepada anak, maka hal itu dapatmenyebabkan anak berkembang dengan baik
pula. Suasana komunikasi orangtua di rumah mempunyai peranan penting dalam
menentukan kehidupan anak di sekolah. Cara orang tua mendidik anaknya akan
memberi pengaruh terhadapkegiatan belajar anaknya. Orang tua yang kurang
memperhatikan kemajuanpendidikan anaknya dapat menyebabkan anaknya kurang
berhasil dalambelajarnya. Perhatian yang diberikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan anaksesuai perkembangan mentalnya. Keluarga merupakan lingkungan
pendidikanyang primer, sebab pada lingkungan keluarga inilah anak
pertama-tamamemperoleh pengalaman hidupnya. Pengalaman akan menjadi dasar
bagiperkembangan hidup selanjutnya (Jaudah, 1995: 21). Biasanya pendidikan
diberikan berdasarkan pengalaman masa lalu, yakni ketika yang menjadi orang tua
masih berstatus kanak-kanak, yang menerima pendidikan dari orang tuanya.
Pengalaman masa lalu ini kerap kali cukup mewarnai pola asuhan dan pendidikan
anak. Pemanfaatan pengalaman memang selalu ada gunanya. Akan tetapi sikap yang
mampu mengantisipasi ke depan juga sangat penting, karena anak tidak akan hidup
di masa lalu, tetapi menapak ke masa depan. Dengan demikian posisi pengalaman
ketika menerima didikan dan asuhan orang tua di masa lalu hanyalah pantas
sebagai acuan atau referensi, terutama dalam rangka mengembangkan empati
(penghayatan, kemampuan merabarasakan dari sudut pandang atau posisi orang
lain) agar komunikasinya bisa berjalan seperti yang diharapkan. Terapan pengalaman
masa lalu ayah ibu, ketika dididik dan diasuh orang tuanya, perlu disesuaikan
dengan kondisi dan situasi perkembangan jaman. Tanpa penyesuaian, pola asuh dan
pendidikan yang dilakukan akan cenderung menyulitkan anak dalam
perkembangannya, sehingga iapun akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang sukar
menemukan konsep diri, sulit menyesuaikan diri dan tentunya sulit
mengaktualisasikan diri.
Proses
pendidikan berlangsung dinamis, sesuai dengan kondisi perkembangan pribadi anak
dan situasi lingkungan. Era globalisasi yang menandai abad 21 seyogianya tidak
hanya dilihat sebagai hal yang mengancam, dengan dampak kecemasan atau
kekhawatiran dalam mendidik anak, yang mungkin hanya akan menghasilkan kondisi
perkembangan yang kurang menguntungkan. Kecemasan dan kekhawatiran biasanya
akan menyebabkan orang tua menjadi tegang dan tertekan sehingga kurang mampu
melihat alternatif, lalu justru menekan anak padahal tindakan itu lebih
ditujukan untuk dapat menenteramkan dirinya sendiri
Lingkungan
keluarga banyak dihubungkan dengan prestasi belajar anak.Karena itu, yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seoranganak adalah orang tua,
di samping lingkungan sekolah, dan lingkunganmasyarakat. Orang tua menjadi
salah satu kunci keberhasilan anak dalambelajar, sehingga orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang intens dengananaknya terhadap proses belajar
anaknya. Orang tua harus menjadikan rumahsebagai wadah untuk berkomunikasi
secara intens dengan anaknya yangberhubungan dengan kegiatan belajar anak di
rumah dan di luar rumah sertapemenuhan kebutuhan belajar anak (Suryo Subroto,
1990:11).
“Orang
tua dituntut selalu mengkomunikasikan kebutuhan pendidikananaknya, karena anak
membutuhkan komunikasi dalam bentuk perhatian danpenghargaan sebab komunikasi
seperti itu dapat memberi motivasi danmemperlancar proses belajar anak”.
Apabila dihubungkan antara kehidupananak di rumah dengan orang tua, maka orang
tua harus menciptakan rumah itusebagai “learning
environment”, mengajarkan nilai-nilai kebaikan
moral, etis,dan sebagainya. Orang tua dituntut untuk dapat bersikap seperti
guru. Tahumasalah, dan tugas anaknya di sekolah. Ia juga harus pandai
mengevaluasiperkembangan anaknya, lebih berpengaruh dari guru dan sebagainya.
Ia jugaharus mengadakan kerja sama dengan guru dan pimpinan sekolah (parentteacher principle) dan selalu
menciptakan iklim yang sehat dan hubungan yangharmonis dalam membimbing dan
mendorong anak, (Ihsan, 1996: 57).Pendapat lain dikemukakan oleh Gunarsah
(1995), bahwa orang tuamempunyai fungsi tidak hanya terbatas selaku penerus
keturunan saja, tetapidalam bidang pendidikan, orang tua merupakan sumber
pendidikan utama,karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual anak
diperoleh pertamatamadari orang tua sendiri. Dari pendapat di atas, jelaslah
bahwa komunikasiorang tua dengan anaknya dalam kegiatan belajar sangat
diperlukan, sebab
Apakah
yang dapat dilakukan orang tua untuk keberhasilan belajar anak?Secara singkat
dapat dikemukakan berdasarkan berbagai sumber lapanganbahwa orang tua dapat dan perlu membantu perbaikan mutu sekolah
danmereka dapat melibatkan diri untuk maksud tersebut. Perluasan perananorang
tua bagi usaha perbaikan mutu perlu diperluas tidak terbatas pada halhalyang
berada di luar sekolah dan hal-hal yang berkaitan denganpenyediaan fasilitas
belajar saja. Tetapi orang tua juga harus secara kontinyumemantau kemajuan atau
perkembangan pendidikan anak dan senantiasamemberi bimbingan, motivasi kepada
anaknya (Suyata, 1996).Usaha perluasan peranan orang tua, baik
secara individual maupun lewatorganisasi, orang tua perlu memanfaatkan
temuan-temuan dan pandangan parapakar mengenai mutu dan hasil belajar di
sekolah.
Komunikasi
orang tua dengan anaknya dapat digolongkan ke dalamkomunikasi antarpribadi yang
ditandai dengan adanya proses hubungan yangbersifat psikologis dan proses ini
selalu mengakibatkan adanyaketerpengaruhan. Salah satu ciri komunikasi
antarpribadi adalah adanya efekdan umpan balik yang langsung. Hal ini sesuai
dengan pendapat Devito (1997),bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman
pesan dari seseorangdan diterima oleh orang lain yang efek dan umpan balik yang
langsung. Lebih lanjut Efendi dalam Liliweri (1997) mengemukakan, bahwa pada
hakekatnyakomunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seseorang
komunikatordengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling
efektifuntuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia karena prosesnya
yangdialogis.Jadi secara umum, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai
suatuproses pertukaran makna antar orang-orang yang saling
berkomunikasi.Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yangberlangsung
terus-menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatupertukaran, yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbalbalik. Sedangkan makna
yaitu, sesuatu yang dipertukarkan dalam prosestersebut, adalah kesamaan
pemahaman di antara orang-orang yangberkomunikasi terhadap pesan-pesan yang
digunakan dalam proseskomunikasi. (Sendjaja, 1994).
Ulasan yang amat menarik. Amat bermanfaat utamanya bagi orang tua di tengah pola kehidupan saat ini. Begitu banyak 'bahaya' yang mengintip disekitar kita. Tentu orang tua berharap dapat mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan negeri ini. Salam sukses.
BalasHapusTerimakasih sudah mampir, Pak herdoni Wahyono,.
BalasHapus